Link Beasiswa S2,...

Pages

Rabu, 02 November 2011

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2. NO.1, JANUARI 2008PENERAPAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PRAKTIK MINIATUR TANDON AIR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS X SMA NEGERI 3 KOTA MANNA





Rahmad Ramelan Setia Budi*


Abstrak
    
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah: (1) Untuk mengetahui perbedaan efektivitas pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada pembelajaran logika matematika melalui alat peraga praktik miniatur tandon air dengan alat peraga charta rangkaian listrik seri dan parallel, (2) Untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan penerapan Pendidikan Matematika


Realistik Indonesia pada pembelajaran logika matematika melalui alat peraga praktik miniatur tandon air terhadap peningkatan mutu pembelajaran matematika yang ditengarai dengan adanya perbedaan hasil belajar siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen.Ukuran keberhasilan penelitian ini adalah adanya perbedaan hasil belajar antara siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen pada pelajaran matematika  yang dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar secara individual dan klasikal serta ni
lai rata-rata kelas. Hasil belajar matematika siswa di kelas kontrol menunjukkan: ketuntasan belajar individual 20 orang, ketuntasan belajar klasikal 62,5 % dan rata-rata kelas 64,8 sedangkan hasil belajar matematika di kelas eksperimen menunjukkan: ketuntasan belajar individual 28 orang, ketuntasan belajar klasikal 87,5% dan rata-rata kelas 75,3. Penerapan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia melalui penggunaan alat peraga praktik miniatur tandon air terbukti lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika bila dibandingkan dengan alat peraga charta rangkaian listrik seri dan paralel.

Kata Kunci:        Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dan Alat Peraga Peraga Praktik Miniatur Tandon Air.






 

*Penulis adalah Guru SMA Negeri 3 Kota Manna dan kini sedang menempuh
  Jenjang S-2 Pendidikan Matematika di Pascasarjana Universitas Sriwijaya.
PENDAHULUAN

Profesi guru adalah profesi yang penuh dengan aktivitas ilmiah karenanya guru dituntut dapat mewujudkan suasana belajar yang demokratif, kreatif, dan inovatif dalam pembelajaran di sekolah, yaitu suasana belajar yang melibatkan siswa secara aktif baik sebagai subjek maupun sebagai objek belajar sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah sesuai dengan bakat dan potensi yang ada pada dirinya serta secara langsung dan tidak langsung guru dapat meningkatkan mutu pembelajaran.  Namun faktanya, masih banyak guru belum sepenuhnya dapat merealisasikan suasana belajar yang demokratis, kreatif dan inovatif.  Penyebab utamanya adalah guru belum mampu untuk menciptakan alat peraga dan teknik mengajar yang kurang variatif sehingga pembelajaran menjadi monoton dan cenderung membosankan.  Dominasi guru yang terlalu kuat juga membuat kreativitas siswa kurang berkembang selain materi pelajaran matematika yang terkenal abstrak.  Apabila hal ini dibiarkan secara terus-menerus akan menyebabkan mutu pembelajaran menurun sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak akan pernah terwujud secara optimal dan tentu akan berakibat pada hasil belajar dan tingkat kecanggihan berfikir siswa.  Hasil belajar siswa juga masih tergolong rendah.  Berdasarkan hal tersebut maka perlu dirancang suatu media pembelajaran  yang dapat mengkonkritkan materi pelajaran matematika yang tergolong abstrak menjadi nyata.  Kehadiran dunia nyata di dalam kelas sangat membantu siswa dalam mempelajari dan memahami matematika karena penyajian pembelajaran menjadi kontekstual, lebih menarik perhatian dan minat siswa belajar matematika.
Berdasarkan permasalahan di atas maka muncullah pemikiran untuk menekankan pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih melatih kemampuan berfikir, bernalar dan menggali segenap potensi yang ada pada dirinya sehingga siswa mampu menempatkan dirinya sebagai subjek aktif dalam pembelajaran aktif, demokratif, kreatif dan inovatif sehingga dapat terwujud pembelajaran yang efektif dan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.  Pembelajaran yang dimaksud adalah penerapan pendidikan matematika realistik Indonesia pada pembelajaran logika matematika melalui alat peraga praktik miniatur tandon air yang dirancang oleh guru sebagai peneliti karena memang belum ditemukan literatur yang membahas tentang pembelajaran yang merupakan pengembangan pembelajaran itu yang dapat dijadikan acuan.  Metode ini diterapkan pada materi pokok pelajaran logika matematika yang sering menjadi permasalahan bagi siswa kelas X di SMA Negeri 3 Kota Manna.  Adapun bagian yang dibahas adalah menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk pada materi pokok logika matematika.

Rumusan Masalah

            Pada pembelajaran logika matematika di kelas X SMA Negeri 3 Kota Manna terdapat beberapa kompetensi dasar yang tergolong abstrak dan terkadang amat sukar untuk dipahami siswa.  Agar siswa dapat dengan mudah mempelajari dan memahami kompetensi dasar  dan indikator-indikator yang telah ditetapkan itu, perlu dibantu dengan alat peraga praktik miniatur tandon air yang merupakan penerapan pendidikan matematika realistik Indonesia. 
Tujuan Penelitian

1.                  Untuk mengetahui perbedaan efektivitas pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendidikan matematika realistik Indonesia pada pembelajaran logika matematika melalui alat peraga praktik miniatur tandon air dengan alat peraga charta rangkaian listrik seri dan paralel.
2.                  Untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan penerapan pendidikan matematika realistik Indonesia pada pembelajaran logika matematika melalui alat peraga praktik miniatur tandon air terhadap peningkatan mutu pembelajaran matematika yang ditengarai dengan adanya perbedaan hasil belajar siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Hipotesis Penelitian

            Adapun hipotesis penelitian ini adalah bahwa terdapat perbedaan hasil belajar  antara siswa yang diajar dengan penerapan pendidikan matematika realistik Indonesia pada pembelajaran logika matematika melalui alat peraga praktik miniatur tandon air dengan metode charta rangkaian listrik seri dan paralel pada siswa di kelas X-3 sebagai kelas eksperimen dengan siswa di kelas X-4 sebagai kelas kontrol.

Manfaat Penelitian

1          Bagi guru
a.       Memberikan kemudahan dalam menyajikan pembelajaran dan memberikan bimbingan belajar kepada siswa baik secara individual maupun secara berkelompok ketika belajar matematika sehingga dapat meminimalkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
b.       Mengembangkan kreativitas, inovasi dan cakrawala berfikir yang luas dalam menerapkan suatu teknik atau model pembelajaran yang lebih menarik peserta didik dalam belajar matematika, lebih variatif, bermakna dan menyenangkan sehingga mutu pembelajaran meningkat.

2          Bagi siswa
a.        Membantu siswa dalam belajar matematika karena materi pelajaran  yang disajikan guru lebih menarik, kontekstual, dan mudah dipelajari dan dipahami sehingga hasil belajar siswa meningkat.
b.        Membantu siswa lebih termotivasi dan responsif dalam mendalami materi pelajaran matematika.

Definisi Istilah

            Untuk menghindari adanya kesalahan persepsi terhadap judul penelitian ini, maka peneliti perlu menjelaskan beberapa batasan istilah seperti berikut.
  1. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang berpangkal dari hal-hal yang nyata bagi siswa, menekankan keterampilan proses matematisasi (process of doing mathematics), berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri yang pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan permasalahan baik secara individu maupun berkelompok.  Pada pendekatan PMRI guru berperan sebagai fasilitator atau motivator sementara siswa berpikir, mengkomunikasikan berbagai alasan, melatih nuansa demokrasi  dengan menghargai pendapat orang lain (Zulkardi 2003:3).
  2. Miniatur merupakan sebuah kata yang digunakan karena pada dasarnya cara kerja serta proses yang terjadi dalam alat peraga praktik miniatur tandon ini sama dengan tandon biasa, namun segalanya dibuat dalam skala yang lebih kecil dengan tujuan agar lebih efisien penggunaan dan penerapannya di dalam kelas.
  3. Penerapan pendidikan matematika realistik Indonesia melalui alat peraga praktik miniatur tandon air dalam penelitian ini merupakan suatu strategi pembelajaran yang mengekspresikan langkah-langkah aktivitas belajar berfikir dan bernalar secara matematis dan kontekstual sehingga siswa mempunyai potensi melakukan penemuan kembali terhadap materi pelajaran yang telah dipelajarinya walaupun masih di bawah bimbingan guru, mengingat di kelas tidak banyak siswa yang mampu melakukannya sendiri secara mutlak.

Metode Pembelajaran

            Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode pembelajaran dengan menerapkan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).  Metode PMRI dipilih dalam pembelajaran karena: (1) mengunakan masalah kontekstual sebagai penerapan dan titik tolak darimana matematika yang diinginkan bisa muncul); (2) menggunakan model atau jembatan dengan instrumen vertikal, perhatian diarahkan pada pengembangan model, skema dan simbolisasi daripada hanya mentransfer rumus atau matematika formal secara langsung; (3) menggunakan kontribusi siswa, kontribusi yang besar pada proses pembelajaran diharapkan dari konstruksi siswa sendiri yang mengarahkan mereka dari metode informal mereka ke arah yang lebih formal atau standar;(4) interaktivitas, negosiasi secara eksplisit, intervensi, kerjasama dan evaluasi sesama siswa dan guru adalah faktor penting dalam proses pembelajaran secara konstruktif dimana strategi informal siswa digunakan sebagai jantung untuk mencapai matematika formal; (5) terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya, pendekatan holistik yang menunjukkan bahwa unit-unit belajar tidak akan dicapai secara terpisah namun keterkaitan dan keintegrasian harus dieksploitasi dalam pemecahan masalah yang berupa jawaban non formal (De Lange, 1987, 1996: Treffers, 1991: Gravemeijer, 1994 dalam Zulkardi 2003: 5).  Selanjutnya Marpaung (2003: 4) mengungkapkan beberapa ciri pendidikan matematika realistik adalah: (1) pembelajaran berpusat pada siswa; (2) Siswa dilatih untuk aktif berfikir dan berbuat; (3) pembelajaran dimulai dari masalah-masalah yang kontekstual atau nyata bagi siswa; (4) siswa diberi kesempatan mengembangkan strategi belajarnya dengan berinteraksi dan bernegosiasi dengan kawan atau gurunya dan guru membantunya; (5) Siswa dibimbing pada pembentukan konsep penyelesaian permasalahan; (6) menekankan proses reinvensi atau rekonstruk; (7) guru berperan sebagai fasilitator atau manejer kelas.
            Menurut De Lange, 1987: Gravemeijer, 1994: Freudenthal, 1991 dalam Zulkardi, 2003: 4) tiga prinsip pendidikan matematika realistik adalah; (1) menggunakan situasi yang berupa fenomena-fenomena yang mengandung konsep matematika dan nyata terhadap kehidupan sehari-harinya; (2) situasi yang berisikan fenomena yang dijadikan bahan dan area penerapan dalam pembelajaran matematika haruslah beranjak dari keadaan yang real terhadap siswa sebelum mencapai tingkatan matematika secara formal;(3) peran pengembangan model merupakan jembatan bagi siswa dari situasi nyata ke situasi abstrak atau dari informal matematika ke matematika formal, artinya siswa membuat model sendiri dalam menyelesaikan masalah.
            Selain pemikiran di atas metode pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dipilih dalam penelitian ini karena PMRI bersesuaian dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam hal: (1) titik awal pembelajaran dengan materi kontekstual; (2) karena pendidikan matematika realistik memiliki banyak kesamaan dengan sosio konstruktivisme dalam pembelajaran; (3) Sesuai dalam tujuan, materi, metode dan evaluasi.

Hasil Relajar

            Setelah seseorang mengalami kegiatan belajar maka akan mendapatkan suatu hasil belajar yang berupa suatu perubahan tingkah laku.  Perubahan-perubahan yang terjadi usai belajar dapat berupa perubahan dalam aspek pengetahuan, aspek nilai dan aspek keterampilan (Winkel, 1999).  Sedangkan menurut Sardiman (1996:23) hasil belajar meliputi: (1) hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif); (2) hal ikhwal personal, kepribadian atau sikap (afektif),dan; (3) hal ikhwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik).
            Tiap-tiap proses pembelajaran akan selalu menghasilkan hasil belajar.  Cara menilai hasil pembelajaran matematika pada umumnya melalui tes hasil belajar.  Adapun tujuan diberikannya tes menurut Hudojo, (1990: 22) adalah mengukur hasil belajar siswa setelah terjadi proses pembelajaran matematika serta untuk menentukan sampai sejauh mana pemahaman materi yang telah dipelajari.

Pola Kerja dalam Pembelajaran

            Pola kerja yang diterapkan dalam pembelajaran ini adalah pola kerja praktik atau eksperimen dengan alat secara individual atau kelompok dengan alat peraga praktik miniatur tandon air sehingga siswa menjadi lebih aktif dan diharapkan mereka dapat menemukan berbagai hal yang terkait dengan pembelajaran baik kognitif, psikomotorik maupun afektif.

Ukuran Keberhasilan

            Ukuran keberhasilan yang diharapkan dalam pembelajaran pada penelitian ini adalah terjadi perbedaan nilai persentase jumlah siswa yang tuntas belajar atau jumlah siswa yang ikut program pengayaan dan nilai rata-rata kelas siswa antara siswa di kelas kontrol dan siswa di kelas eksperimen.  Untuk mengetahui keberhasilan siswa tuntas atau belum tuntas dalam belajar dilakukan evaluasi atau penilaian karena evaluasi diperlukan dalam mendukung efektivitas belajar siswa.  Penilaian akan efektif bila mampu menyediakan instrumen yang relevan, tepat waktu, dan bermakna bagi guru dan siswa untuk selalu meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran yang dilakukannya.  Adapun soal-soal evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran pada penelitian ini adalah soal-soal tes uraian bebas karena bentuk instrumen ini dapat dipakai untuk mengukur kompetensi siswa dalam semua tingkat ranah kognitif.
            Dalam menilai hasil tes uraian bebas ini, terlebih dahulu diinformasikan kepada siswa tentang kriteria penilaian yang akan dilakukan karena bobot penilaian beberapa nomor ada yang berbeda sehingga berapa besar kemungkinan skors tertinggi untuk setiap butir soal juga diinformasikan kepada siswa.
Siswa dinyatakan berhasil atau tuntas jika mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 68 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan dan selanjutnya siswa mengikuti program pengayaan, sedangkan bagi siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 68 atau di bawah nilai KKM dinyatakan belum berhasil atau belum tuntas dalam pembelajaran dan diwajibkan mengikuti program remidial.  Penelitian juga dikatakan berhasil jika ketuntasan belajar klasikal mencapai 85%, artinya 85 % siswa memperoleh nilai sekurang-kurangnya 68.

METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Penelitian

            Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan yang dipakai adalah pendekatan deskriptif kuantitatif.  Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X-3 sebagai kelas eksperimen dan semua siswa kelas X-4 sebagai kontrol di SMA Negeri 3 Kota Manna pada tahun pelajaran 2007-2008 dengan jumlah siswa masing-masing kelas sama yaitu 32 orang.  Objek penelitian ini adalah penerapan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia melalui alat peraga praktik miniatur tandon air. 

Populasi dan Sampel

            Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 3 kota Manna yang berjumlah 5 kelas dengan jumlah siswa 156 orang.  Adapun sampel penelitian adalah siswa kelas X-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-4 sebagai kelas kontrol.

Instrumen Penelitian

            Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes.  Bentuk tes adalah uraian bebas.

Metode Pengumpulan Data

            Data didapat dengan menggunakan metode tes  yang berupa tes uraian bebas.  Tes ini digunakan untuk melihat perbedaan nilai persentase jumlah siswa yang ikut program pengayaan atau siswa yang tuntas dalam pembelajaran dan nilai rata-rata kelas siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Analisis Data

            Data yang telah diperoleh dari metode tes kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan nilai ketuntasan belajar individual menurut Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) yang telah ditetapkan dan nilai persentase ketuntasan belajar klasikal serta nilai rata-rata kelas.



HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembuatan Alat Peraga Praktik Miniatur Tandon Air

            Pembuatan miniatur tandon air ini terbagi dua tahap yaitu: (1) Pembuatan miniatur tandon air tipe I dan (2) Pembuatan miniatur tandon air tipe II. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat kedua tipe miniatur tandon air ini adalah sama yaitu: botol/kaleng plastik bekas minyak goreng ukuran 2 liter, selang plastik, pelubang (paku atau bor), mistar, gunting, cutter, lem atau perekat pipa PVC, air, bubuk pewarna atau gincu warna hijau dan merah, spidol permanen, ember atau stopples bekas permen. 

            Langkah-langkah pembuatan miniatur tandon air tipe I adalah: (1) Menyediakan sebuah botol/kaleng bekas minyak goreng ukuran 2 liter kemudian membuat sebuah lubang kira-kira 7 cm dari bagian basar botol/kaleng, (2) Selang plastik dipotong secukupnya selanjutnya ditempelkan ke botol/kaleng plastik di atas dengan diberi lem pipa PVC secukupnya dan didiamkan hingga mengering, (3) Memberi tanda pada selang itu “p” pada lokasi tertentu  dan “q” pada lokasi lain pada selang.  Bentuk miniatur tandon air tipe I tampak pada gambar A.1 berikut.

Gambar A.1. “Miniatur Tandon Air Tipe I”
           

2 komentar:

  1. Saya baru mengetahui ada alat peraga praktik miniatur tandon air pada pelajaran matematika, ini menjadi pengetahuan baru bagi saya. Dalam penelitian di atas muncul pemikiran untuk menekankan pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih melatih kemampuan berfikir, bernalar dan menggali segenap potensi yang ada pada dirinya sehingga siswa mampu menempatkan dirinya sebagai subjek aktif dalam pembelajaran aktif, demokratif, kreatif dan inovatif sehingga dapat terwujud pembelajaran yang efektif dan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Pembelajaran yang dimaksud adalah penerapan pendidikan matematika realistik Indonesia pada pembelajaran logika matematika melalui alat peraga praktik miniatur tandon air yang dirancang oleh guru sebagai peneliti karena memang belum ditemukan literatur yang membahas tentang pembelajaran yang merupakan pengembangan pembelajaran itu yang dapat dijadikan acuan.

    BalasHapus
  2. ya sama-sama,..
    semoga sukses selalu,..

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll